Hai semua, bagaimana kabar kalian??
Review kali ini bukan tentang produk, tapi hanya sekedar sharing tentang awal mula saya sadar tentang bertapa pentingnya bahan alami untuk menyembuhkan bruntusan (komedo tertutup). Sampai pada akhirnya pengalaman untuk menyembuhkan bruntusan ini mengantarkan saya pada pola makan sehat dan berdampak pada kesehatan kulit dan tubuh saya. Nah lho kok bisa?
Ini dia ceritanya:
Dari awal kuliah saya mulai menyukai dandan, mulai dari yang hanya memakai losse powder (bedak tabur) dan lip gloss bening untuk bibir. Pada tahap berikutnya saya mulai memakai compact powder (bedak padat) dan lipstick beserta tetek bengeknya tentang perlenongan (karena sering lihat temen kuliah pada cantik, akhirnya ikut-ikutan berdandan ria). Tentunya tanpa berbekal ilmu yang pasti untuk dandan, akhirnya selama beberapa tahun aku tetap memakai beberapa produk kosmetik yang dijual dipasaran tanpa memerhatikan kesehatan kulitku. Makeup tidak pernah saya bersihkan dengan benar, hanya memakai facewash saja padahal kulit mukaku tipe oily combinasi. Finally pada awal tahun 2014 kulit mukaku jadi kusam sekali dan jadi gampang berjerawat (selain faktor makeup, mungkin juga karena faktor bertambahnya umur sehingga kekenyalan kulit dan kondisi kulit menurun, mungkin juga disertai faktor stres karena dengan bertambahnya umur maka bertambah pula aktifitas ataupun tanggungjawab akan hidup kedepannya sehingga hormon dalam tubuhku tidak stabil). Mulailah saya mencari beberapa perawatan dari kusamnya muka dan hasilnya aku menemukan beberapa produk ini dipasaran.
Petualangan yang menyesatkan saya (mendramatisir..hehehe) dimulai dari sini:
Awal Mei 2014
Saya mulai menggemari produk skincare. Hasil dari searching di google saya mencoba produk asal negeri ginseng (korea) namun hasilnya malah tidak baik dikulit saya, ini review produknya click disini (hal ini juga yang mendorongku untuk sharing di blog dan akhirnya keterusan nulis blog sampai sekarang,,hehe). Berbicara tentang produk korea tersebut ternyata saya paham bahwa kulit saya mungkin tidak cocok dengan kandungan skincare tersebut, khususnya yeast (ragi) terutama hasil fermentasi khusus beras. Permasalahan kulit muka kusam saya bertambah dengan adanya bruntusan didahi saya, yang sangat mengganggu kepercayaan diri saya. Lumayan banyak bruntusan didahi saya, dan beberapa bruntusan kecil dibawah bibir dan dagu.
Akhir Agustus 2014
Saya sudah share 2 produk skincare yang kupakai selama beberapa bulan, yang pertama face wash ini click disini yang ternyata baru saya tahu kalau saya juga tidak cocok dengan kandungan coconut dan hyaluronic acid. Produk yang kedua adalah day cream ini click disini,
saya memakai ini karena mungkin merasa putus asa dengan kondisi kulit saya yang masih kusam, padahal saya sudah sangat mengurangi pemakaian kosmetik untuk muka saya. Kondisi kulit masih kusam dan bruntusan di area jidat (dahi) saya masih ada, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti memakainya.
Pertengahan September 2014
Waktu itu dengan kondisi saya yang masih polos tentang menyembuhkan muka, saya akhirnya dicekoki dengan beberapa komentar dari teman saya bahwa pemakaian produk skincare itu haruslah satu rangkaian produk sehingga menampakkan hasil yang maksimal, setelah googling akhirnya saya memutuskan memakai produk ini click disini.
Well... produk ini memberikan kepuasan karena muka saya jadi tidak kusam(lumayan seneng dong hati ini), namun ada permasalahan lain, yang baru saya pahami bahwa kulit saya tidak bisa memakai produk pencerah kulit meskipun claim produk itu pencerahnya dari bahan alami. Sehingga kondisi kulit saya pada saat itu sudah tidak kusam lagi namun masih tetap bruntusan di jidat dan beberapa jerawat dipipi kanan dan di bagian dagu saya (entahlah dua daerah ini langganan jerawat terutama saat PMS..hehehe). Dan baru saya pahami belakangan ini bahwa sebenarnya kulit juga bisa mengalami kejenuhan, sehingga terkadang muncul jerawat. Pernah tidak anda mengalami kejadian ketika memakai suatu rangkaian produk tertentu tapi setelah pemakaian beberapa bulan atau tahun jadi tidak memberikan efek apa-apa dikulit, malah menimbulkan beberapa permasalahan kulit, nah itu berarti kulit anda sedang mengalami kejenuhan. Solusinya ya berhenti sementara memakai produk itu dan mulai mengambil beberapa variasi nutrisi kulit dari bahan yang berbeda yang tentunya masih cocok untuk kulit anda. Kondisi kulit saya akhir september masih beruntusan.
Awal Oktober 2014 s/d Pertengahan Maret 2015
Selama hampir 5 bulan saya benar-benar reses atau berhenti memakai segala macam jenis produk skincare dan kosmetik. Benar-benar hanya cuci muka dengan air saja, tapi yang harus diingat sebelum cuci muka diharapkan tangan bersih dulu, saya memakai body wash untuk membasuh tangan saya sampai benar-benar bersih sebelum memegang muka saya. Berangsur-angsur kondisi muka saya mulai membaik, tidak terlalu berjerawat (masih ada jerawatnya kalau mau PMS dan males cuci muka..hehehe) dan bruntusan di dahi agak berkurang (tapi tetep ada bruntusannya sekitar 10-15 biji mungkin, udah lupa..hehehe).
Akhir Maret 2015
Pencerahanpun muncul pada pemikiran saya setelah saya berhenti dari pemakaian segala macam produk, untuk merawat kulit saya akhirnya saya memutuskan untuk memakai jalan yang benar yaitu konsep classic back to nature dan perbanyak minum air putih (serius lho ini benar-benar kulakukan), terkadang orang meremehkan kedua cara tersebut dan lebih memilih untuk berobat yang aneh-aneh. Padahal cara classic lebih terlihat hasilnya. Nah diakhir maret ini saya rajin googling tentang bahan-bahan alami yang cocok untuk kulit mulai dari website luar negeri dan dalam negeri. Ada satu blog yang menjadi favorit saya, blog dalam negeri. tapi syaratnya kalau mau menerapkan isi blog ini tuh harus:
1. Tahu jenis golongan darah anda
2. Paham betul sama jenis kulit anda
3. Ketika membaca satu topik harap fokus
4. Baca keseluruhan dari awal tulisan sampai akhir komentarnya (banyak ilmu dikolom komentarnya juga)
5. Harus teliti, karena tidak semua DIY itu cocok untuk kulit anda dan iklim daerah anda tinggal
6. Harus sabar menunggu hasilnya dikulit, karena back to nature itu gak serta merta hasilnya
Dan ini dia link blognya randomandquick.blogspot.com.
Karena pembahasan kali ini tentang cara saya menyembuhkan bruntusan, maka saya akan mensharing pengalaman saya memakai ramuan khusus untuk mengusir jerawat yang saya adopsi dari blog yang sudah saya share diatas terutama yang resep ini DIY Guava Tea Face Mist.
Kali ini saya akan menunjukakan dua ramuan andalan saya yang pertama memakai Daun Jambu dan Teh Melati saja, yang kedua menggunakan kulit buah jambu dan buah apel (khasiat kedua ramuan ini sama kok, saya memakai dua macam hanya buat variasi saja agar kulit tidak jenuh). Perlu diingat resep ini cocok untuk saya yang memiliki tipe kulit oily kombinasi, terkadang hasil yang didapat pada tiap orang berbeda-beda bisa saja tergantung tingkat kelembaban dan cuaca lingkungan sekitar, tingakat stres dan hormon yng mengalami bruntusan. Ramuan ini hanya membantu prosesnya saja:
Resep pertama
1. Cara mengolahnya sebagai berikut:
a. Siapkan air panas dalam baskom untuk proses steril karena produk ini akan dipakai dimuka, kemudian rendam 2 gelas kaca, 1 sendok stainless, 1 wadah semprotan bekas parfum (kaca) yang sudah dicuci bersih dengan sabun anti bakteri, selembar kain yang sudah dicuci bersih.
b. Siapkan 6 lembar daun jambu yang masih muda (warnanya yang hijau muda), cuci bersih daun jambu dengan cara merendamnya di larutan air (10 menit saja) yang dikasi garam sedikit untuk menghilangkan getahnya. Kemudian tiriskan.
c. Tumbuk daun jambu itu di gelas yang sudah disterilkan tadi dan tambahkan 1 kantong teh celup melati, seduh dengan air hangat-hangat kuku (diharapkan bukan air bekas rendaman steril peralatan tadi lho, pakailah benar-benar air baru yang dipanaskan sebentar).
d. Siapkan gelas satunya yang sudah disterilkan bersama dengan kain yang tadi juga sudah disterilkan. Saring air seduhan daun jambu dan teh tadi.
e. Masukkan air saringan tadi kedalam wadah semprotan yang tadi sudah disterilkan. Siap untuk digunakan.
2. Dosis pemakaian: 3-4 kali sehari disemprotkan kemuka yang sudah dibilas dengan air dan bersih dari segala macam kotoran (termasuk kosmetik dan debu). Efek setelah pemakaian ramuan ini agak terasa clekit-clekit dimuka (apalagi yang mukanya ada luka), bruntusan mulai mengempis kemudian kering dan juga jerawat tidak mudah muncul kembali.
3. Daya tahan ramuan: hanya 2-3 hari saja (pada suhu ruangan). Buang ramuan walau masih ada sisa dibotol, gantilah dengan ramuan baru yang masih fresh. Ciri-ciri yang bisa saya gambarkan ketika ramuan sudah tidak layak pakai adalah: muncul gelembung kecil-kecil di pipa botol semprotan, ada endapan yang mulai naik, serta ketika botol dibuka timbul bau teh yang agak asam (tapi bukan bau Basi lho). Tidak saya ambil gambarnya, karena warna ramuannya yang coklat pekat, sehingga gelembung dan endapannya jadi sulit untuk ditangkap oleh kamera hape.
Resep kedua
1. Cara mengolahnya sebagai berikut:
a. Siapkan air panas dalam baskom untuk proses steril karena produk ini akan dipakai dimuka, kemudian rendam 2 gelas kaca, 1 sendok stainless, 1 wadah semprotan bekas parfum (kaca) yang sudah dicuci bersih dengan sabun anti bakteri, selembar kain yang sudah dicuci bersih.
b. Siapkan beberapa lembar kulit jambu (jambu jenis apa saja) kemudin cuci bersih kulit jambu dengan cara merendamnya di larutan air (10-20 menit saja) yang dikasi garam sedikit untuk menghilangkan getahnya, kemudian tiriskan.
c. Tumbuk kulit jambu itu bersama dengn 1/4 potong uah appel di gelas yang sudah disterilkan tadi, seduh dengan air hangat-hangat kuku (diharapkan bukan air bekas rendaman steril peralatan tadi lho, pakailah benar-benar air baru yang dipanaskan sebentar).
d. Siapkan gelas satunya yang sudah disterilkan bersama dengan kain yang tadi juga sudah disterilkan. Saring air seduhan kulit jambu dan buah appel tadi.
e. Masukkan air saringan tadi kedalam wadah semprotan yang tadi sudah disterilkan. Siap untuk digunakan.
2. Dosis pemakaian: 4-5 kali sehari kenapa berbeda dengan ramuan sebelumnya? karena ramuan ini lebih bersifat mild jadinya butuh dosis yang lebih tinggi. Efek setelah memakainya akan terasa dingin dimuka, tapi tidak clekit-clekit karena ini lebih mild sifatnya (dibandingkan dengan resep yang pertama..itu menurutku), bruntusan akan mengempis dengan sendirinya, jerawat juga mengempis, ditambah efek muka jadi adem dari buah apel yang kaya akan antioksidan.
3. Daya tahan ramuan ini hanya bertahan 1 hari saja, karena buah appel gampang rusak..kenapa saya tidak memakai pengawet makanan sejenis natrium benzoat atau yang lain? jawabanya simple kok, karena saya pengen kulit muka saya bebas dari bahan pengawet.
Ciri-ciri yang bisa saya gambarkan ketika ramuan ini sudah tidak layak pakai adalah: muncul gelembung kecil-kecil di pipa botol semprotan, ada endapan yang mulai naik, serta ketika botol dibuka timbul bau yang agak asam(tapi bukan bau Basi lho). Saya sediakan gambarnya karena warna ramuannya lebih terang jadinya gampang menangkap gambar gelembung dan endapannya.
Contoh ramuan kulit jambu dan apel yang sudah tidak layak pakai
(ada gelembung dipipanya dan endapan mulai naik keatas)
Perhatian: pemakaian harap diberi jarak lhoo ya. Contoh: setelah memakai 3 hari dikasi jarak 4-5 hari tidak pakai (agar kulit tidak jenuh, disarankan selingi dengan pemakaian masker alami dari buah atau sayur yang resepnya disesuaikan sama jenis kulit anda dan golongan darah anda), trus kembali pakai ramuan 3 hari lagi, pokoknya berulang polanya seperti itu sampai bruntusan sembuh. Kalau sudah sembuh ya jangan memakai ramuan itu lagi, bisa jenuh kulitnya.hehehe
Terkadang saya suka spay di leher juga, tapi harus spay dengan hati-hati karena kalau kena baju kalian saat spray dileher akan meninggalkan bekas di baju. Tau sendirikan bekas teh atau getah daun di baju.
Tidak kalah penting pembaca semua perlu ketahui, perbanyak minum air putih dan istirahat yang cukup, serta mengurangi konsumsi makanan berminyak dan berlemak ganti dengan menu makan menjadi sayur dan buah-buahan sangat membantu anda dalam memelihara kesehatan kulit. Ini awal mula pola makan sehat saya, saya terapkan dan berhasil untuk menyembuhkan bruntusan saya yang sudah berbulan-bulan nangkring di dahi saya. Trust me, it's work. Padahal berawal dari ingin menyembuhkan bruntusan, eh malah saya jadi lebih konsen pada pola makan saya menjadi pola makan sehat sehingga berdampak pada kesehatan kulit dan tubuh saya. Yang dulunya saya makan sayur dan buah sekali seminggu (kadang bisa sampai 2 minggu tidak konsumsi, parah!!! jangan ditiru!!!), sekarang saya konsumsi buah dan sayur bukan sebagai pelengkap atau hanya kembangan dipiring nasi saya. Sayur dan buah-buahan adalah wajib hukumnya untuk saya konsumsi hampir seminggu 3-4 hari berturut-turut. Pokoknya meningkatlah frekuensi konsumsi buah dan sayur saya dari tahun-tahun sebelumnya. Intinya kalau mau berhasil ya semua dikembalikan pada diri sendiri, pilihan ada ditangan anda, butuh proses dan ikhtiar (usaha) yang berkelanjutan dan jangan stres dulu sebelum mencobanya..hehe :-)
Awal April 2015
Walaupun sudah back to nature, tapi yang namanya wanita itu masih suka gatal untuk membeli beberapa produk skincare dan kosmetik...hohoho.
Mengutip dari Goodwin dari bukunya yang berjudul Consumption and the Consumer Society..."That some people have consumerist values or attitudes so they always want to consume more to find meaning satisfaction in life through purchase of goods".
Ya ada benernya juga sih menurutku, karena orang akan bekerja keras untuk mendapatkan barang yang membuat mereka puas. Selain itu mereka mengkonsumsi hanya untuk mendapatkan kesenangan. Barang hanya koleksi saja. Mereka tidak berpikir tentang kegunaan barang tersebut. Selain itu mereka tidak memperkirakan dampak dari aktvitas belanja mereka. Kemudian uang menjadi sangat penting dalam hidup mereka karena uang dapat digunakan untuk mendapatkan kebahagiaan mereka yang dimaksud adalah kebahagian dalam artian memiliki barang yang diinginkan.
Cuma sekarang saya sebagai wanita berjanji pada diri saya sendiri supaya tidak bersikap konsumtif, kalau mau membeli skincare ataupun kosmetik (terutama untuk wajah saya) akan saya teliti betul-betul yang namanya ingredients (bahan-bahannya) apakah ada bahan yang saya tidak cocok atau ada bahan yang berbahaya bagi kulit saya. Intinya saya akan menjadi smart shopper jadi tidak asal beli. ;-)
Disadari atau tidak tingkat pengetahuan konsumen skincare dan kosmetik disekitar lingkungan saya (Indonesia)tentang ingredients dalam produk yang mereka pakai masih sangat kurang. Mereka acuh tak acuh pada wajah mereka sendiri. Tentu itu peluang besar bagi produsen kosmetik abal-abal. Saya sendiripun belum terlalu pintar tentang bahan-bahan kosmetik yang aman atau tidak, ya saya tidak terlalu paham tentang hal itu, tapi karena saya mulai membuka pikiran saya, dengan rajin membaca dan membuka internet dengan situs perujuk yang tepat (teliti kevalidtan sumber informasi dari situs yang kalian baca) untuk memperoleh ilmu, maka saya yakin sikap saya ini memberikan rasa aman pada diri sendiri dan mengendalikan sifat dan pandangan saya terhadap kosmetik dan skincare yang dijual dipasaran. Lebih bijaksana dalam membeli skin care dan kosmetik itu sangatlah penting bagi saya . ;-)
Awal Mei 2015:
Kondisi kulit saya sekarang...gimna ya?? namun sayangnya tidak ada foto before karena dulu tidak sempat foto. Pokoknya kondisi kulit saya sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Ada sedikit komentar miring dari teman-teman saya ketika melihat saya memakai produk buatan tangan saya sendiri. Ada yang berkata emang "Aman tuh produk dimuka kamu?",kemudian saya hanya menjawab aman kok kan alami dan sudah kperhitungkan untuk kulitku. Ada juga yang berkata "Ribet bener sih, padahal sudah ada dokter kulit untuk mengatasi segala macam permasalahan kulit!'' kemudian saya menjawab ya mau sembuh dengan cara yang alami tentulah ribet pada saat membuatnya. Saya tidak menyalahkan teman-teman saya yang lebih memilih ke dokter kulit untuk menyembuhkan permasalahan kulitnya, karena mungkin dia mampu untuk membayar dokter kulit yang mahal serta membeli obat-obatannya, maka silahkan ke dokter sah-sah saja kok, lha wong dia pakai uang miliknya sendiri. :-)
Disclaimer: semua review ini saya buat berdasarkan pengalaman sendiri, mau setuju atau tidak setuju itu terserah masing-masing, tapi untuk memperbaiki pola makan apa susahnya dimulai dari niat dan ikhtiar yang berkelanjutan, kan untuk diri sendiri. ;)
Terimakasi sudah mampir diblog saya. ^__^